Tampilkan postingan dengan label Buku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Buku. Tampilkan semua postingan

Of Mice and Men (sinopsis dan transkrip)

 


  (Jika video tidak tampil, silakan klik  https://youtu.be/ueKMM1EY__0 )

 

Halo Sobat buku. Kali ini saya akan membahas sedikit tentang Of Mice and Men karya John Steinbeck.


Sinopsis

Di sebuah kolam George dan Lennie berhenti. Mereka dalam perjalanan menuju sebuah pertanian. Kedua pria ini sangat berbeda dari segi penampilan karena George bertubuh lebih kecil daripada Lennie. Namun, dia sangat pintar, sementara Lennie memiliki disabilitas mental. Sambil beristirahat, George mengingatkan Lennie jika terlibat masalah, Lennie harus kembali ke kolam ini dan menunggu dirinya. Selanjutnya mereka berbincang tentang impian memiliki pertanian atau peternakan sendiri.

Di hari berikutnya mereka tiba di peternakan yang dijalankan oleh Curley tua dan anaknya, Curley muda. Agar diterima, George berbohong bahwa dia dan Lennie bersaudara. Mereka kemudian bertemu pekerja lain yaitu Candy dan Slim.

Istri Curley muda di waktu berbeda menemui George dan Lennie. Karena kelihatan genit, George meminta Lennie menghindarinya. 

Ketika ngobrol dengan Slim, George mengaku sebenarnya dia dan Lennie bukan saudara, tetapi teman. Mereka harus pindah dari pekerjaan sebelumnya karena Lennie dituduh memperkosa seorang perempuan. Sebenarnya Lennie hanya ingin menyentuh baju lembut yang dipakai perempuan itu. Dia memang menyukai segala benda yang lembut. 

Di waktu lain, Candy tidak sengaja mendengar obrolan tentang peternakan impian George dan Lennie. Dia pun bergabung dan mereka berjanji akan merahasiakannya. 

Di lain hari ketika para pekerja diperbolehkan bepergian, Lennie tidak sengaja membunuh anak anjing pemberian Slim. Lennie memang sulit mengontrol tenaganya sehingga sudah berkali-kali membunuh kelinci dan tikus peliharaannya. Tanpa dia sadari, istri Curley masuk dan mencoba berbincang. Mengetahui kecelakaan itu, dia mencoba menghibur Lennie. 

Dia mengakui hidupnya dengan Curley mengecewakan dan sebenarnya ingin jadi bintang film. Lennie mengakui suka mengelus benda-benda yang lembut.  Jadi, perempuan itu menawarkan Lennie untuk menyentuh rambutnya. Lennie menariknya terlalu keras dan menyebabkan istri Curley panik. Karena Lennie ikut panik, dia membekap dan membuat perempuan itu tewas. Sadar dirinya membuat masalah, Lennie lari ke kolam.

Tak lama kemudian, para pekerja kembali. Curley muda sangat marah mengetahui istrinya tewas dan merancang pencarian. George dilibatkan. Namun, dia berhasil sampai di kolam sebelum rombongan Curley tiba. Di sana dia bertemu Lennie. Mereka berbicara tentang impian mereka lagi. Namun, diam-diam George mengarahkan pistol dan menembak Lennie. 


Analisis

Novela karya John Steinbeck ini pertama kali terbit tahun 1937 yang kemudian dianggap sebagai buku kontroversial  karena dituduh penuh kekerasan, kata-kata kasar, vulgar, dan antibisnis. Sekurang-kurangnya buku tipis ini telah 54 kali diajukan untuk disensor. Ceritanya sendiri berlatar Amerika di masa Depresi Besar, tepatnya di California, yang sarat pekerja migran pertanian.

 

Tema

“Orang-orang seperti kita, yang bekerja di peternakan, adalah orang-orang paling kesepian di dunia.” -- George (halaman 23)

Kesepian adalah tema utamanya. Kehidupan pekerja migran biasanya jauh dari perkotaan dan terisolasi. Slim, istri Curley, Candy, mereka mengaku kesepian.

Kedua tentang impian. George, Lennie, Candy, Slim, istri Curley memiliki impian masing-masing yang gagal ataupun mustahil. 

Ketiga, masalah Kekuasaan. Sebagai anak pemilik peternakan, Curley muda sangat arogan.  

Keempat, setiap orang predator bagi orang lain. Lennie membunuh istri Curley. George membunuh Lennie. Curley junior mati-matian mau membunuh Lennie. Ini semua menunjukkan bagaimana sifat alami manusia baik karena situasi, justifikasi, maupun keadilan.

Tema lainnya adalah tentang kentalnya  persaudaraan para pria yang digambarkan oleh George dan Lennie. 

 

Penokohan

Menurut saya, dinamika hubungan George dan Lennie sangat menarik. Dialog di antara mereka sering menggunakan kalimat yang diulang-ulang dan ini sebenarnya permainan kata yang menarik. Selain itu dialog mereka umumnya pendek-pendek. Ini tentu agar Lennie lebih memahami pembicaraan.

Tokoh lain yang menurut saya menarik adalah istri Curley muda. Tokoh ini seolah-olah perayu dan tak punya otak. Padahal hidupnya penuh sandiwara dan sebenarnya cerdas. 


Dilema moral

“Lepaskan topimu, Lennie. Anginnya sejuk.” -- George (halaman 140)

Tragedi cerita ini terletak pada bagaimana George membunuh Lennie. Ini bukan karena George ingin, tetapi karena situasinya. Daripada Lennie dibunuh geng Curley muda, lebih baik dia yang membunuh tanpa membuat Lennie kesakitan. 

Tapi, apakah secara moral ini benar? Tentu pembacalah yang harus memutuskan. 


Protes

Of Mice and Men merupakan protes sosial terhadap ketidakadilan yang diterima kelas pekerja dan orang-orang yang tidak punya kekuasaan ekonomi. Lennie dan George mewakili mereka, sementara Curley tua dan muda mewakili kapitalisme. 

Jadi, mengapa kamu perlu membaca buku ini?

Hal pertama yang menarik dari buku ini adalah tokoh-tokohnya yang realistis. Semasa remaja Steinbeck yang memang tinggal di California, sering membantu di peternakan sehingga dia memahami betul kehidupan kelas pekerja. Selain itu tokoh-tokohnya juga tidak sempurna. Hal ini semakin mendekatkan cerita pada realitas. 

Karena bentuknya novela, buku ini hanya terdiri dari sekitar 30.000 kata dalam bahasa Inggris. Versi terbitan Indonesia hanya terdiri dari 143 halaman. Gak tebal, kan?

Of Mice and Men memicu penulis lain untuk menulis novel protes sosial. Gerakan sastra ini mempunyai pengaruh yang cukup penting pada masa tersebut. Dan sampai sekarang, novela dan novel yang mengandung protes sosial tetap ditulis oleh sastrawan dan dramawan.

Setelah terbit sebagai buku, Steinbeck kemudian mengadaptasikannya sebagai drama tiga babak pada tahun 1937. 

Demikianlah sinopsis dan analisis Of Mice and Men. Selamat membaca dan sampai bertemu pada analisis lainnya.


Narasumber:

https://www.youtube.com/watch?v=BQtiStdDaYw

https://www.sparknotes.com/lit/micemen/summary/

Britannica, The Editors of Encyclopaedia. "Of Mice and Men". Encyclopedia Britannica, Invalid Date,
https://www.britannica.com/topic/Of-Mice-and-Men-by-Steinbeck. Accessed 20 August 2021

SparkNotes Editors. “SparkNotes: Of Mice and Men.” SparkNotes.com, SparkNotes LLC, 2005,
https://www.sparknotes.com/lit/micemen

Wikipedia. "Of Mice and Men"
https://en.wikipedia.org/wiki/Of_Mice_and_Men#Themes

Resensi: Rengkuh

 


Judul: Rengkuh
Pengarang: Susi Nurkhofsyah
Penerbit: Laksana/Diva Press
Halaman: 286
Cetakan: pertama, 2020


Cerita Rengkuh mengambil latar di perkampungan dengan kesulitan ekonomi yang harus diatasi tokoh-tokohnya. Radif, tokoh utamanya, seorang anak yang cuek, yang lebih senang bermain ketimbang belajar. Ini sangat berbeda dengan Ratna yang sangat senang membaca, cerdas, dan kritis. Mereka berteman sejak kecil, tepatnya sejak Ratna dan kakak-kakaknya dititipkan ke rumah nenek mereka. 


Ratna sendiri mengagumi ibu Radif yang bisa membiayai dirinya sekolah. Apa yang dilakukan ibu Radif membuat Ratna punya tekad untuk bekerja ke luar negeri, tepatnya menjadi TKW.


Sementara itu Radif akhirnya memutuskan bekerja dengan kehidupan yang tidak begitu layak. Akhirnya dia memutuskan untuk 'tobat', menyelesaikan sekolah, lalu kembali bekerja sambil kuliah. Dia kemudian bertemu seorang perempuan yang kelak dinikahinya.


Problem Pedesaan

Sebagai orang kota, saya tidak dekat dengan problem orang di pedesaan. Saya jelas tidak akan bisa membayangkan kehidupan yang miskin, yan sebenarnya itu seperti apa. Tetangga nyinyir, biang gosip, dan berita yang mudah tersebar barangkali bukan hal yang terlalu asing, tetapi bagaimana pola pikir kehidupan di desa, bagaimana ekonomi diputar, jelas menarik untuk dibaca. 

Rengkuh memiliki hal tersebut. Detail cerita bekerja sebagai TKW (dan tenaga kerja pria) di luar negeri, misalnya, sangat detail. Orang awam mungkin hanya menganggap dan menjadi pembantu/asisten rumah tangga di luar negeri ya tinggal berangkat dengan pelatihan ini dan itu. Ternyata banyak aspek yang perlu diperhatikan, termasuk soal hukum. 

Beberapa bulan setelah membaca Rengkuh, saya mendapati berita David vs. Goliath antara TKW dan seorang taipan di Singapura, yang sempat menjadi isu penting. Menarik bahwa proses hukum dan apa yang terjadi dalam Rengkuh, selaras dengan kehidupan nyata. Berita tersebut bisa dibaca di https://www.bbc.com/indonesia/dunia-54241517

 

Sudut Pandang

Dari segi cerita, saya rasa sudah cukup baik. Sebagian besar sudut pandang dari tokoh Radif, menggunakan 'aku' sehingga terasa sangat personal. Setelah lebih dari setengah, baru ada sisi dari Ratna, juga menggunakan 'aku'.

Kritik saya, karena cerita memakai narasi 'aku', tetapi judul bab pakai angka, terjadi kerancuan. Pembaca masih mengira ini cerita dari Radif, ternyata pindah ke Ratna. Apalagi karena dari awal semuanya narasi Radif. Pembaca seperti tidak diberi tanda-tanda. Jadi, ke depannya saya harap ada pemisahan yang jelas antarbab, misalnya dengan menjadikan nama tokoh sebagai judul, jika menggunakan beberapa sudut pandang dalam cerita.

Selebihnya, lebih baik langsung beli sendiri untuk kepuasan membaca sendiri.

Aliran Sastra: Eksistensialisme



Eksistensialisme berasal dari kata Latin 'existere' yang artinya 'menonjol'. Aliran ini menurut Fajwah dkk. memandang manusia sebagai subjek dan objek dalam kehidupan ini. Menurut Literary Devices, manusia harus memilih alur hidupnya secara mandiri dan berusaha membuat keputusan rasional di dalam dunia yang irasional.

The Basic Philosophy menambahkan bahwa aliran ini menekankan bahwa manusia sepenuhnya bebas dan harus memiliki tanggung jawab personal, meskipun akan mendatangkan kegetiran, penderitaan, dan ketakutan. Ia juga menekankan pentingnya aksi, kebebasan, dan keputusan sebagai hal penting dalam menghadapi kondisi absurd kemanusiaan yang menyebabkan penderitaan dan kematian yang tak terhindarkan.

Intinya:
1. Manusia bertanggung jawab untuk memberi arti dalam hidupnya di dunia yang absurd ini
2. Satu-satunya cara adalah hiduplah sepenuhnya dalam kehidupan yang tak bermakna itu dengan semangat, ketulusan, dan secara otentik.
3. Manusia didefinisikan oleh tindakan-tindakannya
4. Seseorang menciptakan makna kehidupannya lewat pilihan-pilihan yang dia buat.

Gerakan ini dipenuhi tokoh-tokoh seperti Søren Kierkegaard, Martin Heidegger, G. W. F. Hegel, Jean-Paul Sartre, Albert Camus, dan Simone de Beauvoir.

Contoh Sastra Nonfiksi

Thus Spoke Zarathustra — Nietzsche
Beyond Good and Evil — Nietzsche
Being and Time — Heidegger
Being and Nothingness — Sartre
The Second Sex — de Beauvoir
The Ethics of Ambiguity — de Beauvoir

Contoh Sastra Fiksi

Salah satu ciri fiksi eksistensialisme adalah rasa bosan, keterasingan, ketakutan, kebebasan, komitmen, dan ketiadaan. Daftar di bawah termasuk naskah sandiwara dari era awal aliran ini.

The Metamorphosis — F. Kafka
The Stranger — Albert Camus
The Myth of Sisyphus — Camus
Merahnya Merah — Iwan Simatupang
Notes from Underground — F. Dostoevsky 
Nausea — Sartre
Waiting for Godot — Samuel Becket
Slaughterhouse-Five — Kurt Vonnegut

Untuk masa yang lebih modern, berikut beberapa buku yang terkenal:
Fight Club — Chuck Palahniuk
Do Androids Dream of Electric Sheep? — Philip K. Dick
The Unbearable Lightness of Being — Milan Kundera

Contoh Cerita

Kedua contoh di bawah pernah diterbitkan di Indonesia.

The Metamorphosis 

(Metamorfosis) Tokoh utama dalam cerita ini berubah menjadi serangga. Sebelumnya, ia seorang pegawai. Boleh dibilang tidak begitu menyukai pekerjaannya. Setelah menjadi serangga, hubungannya dengan dunia luar terputus. Sebagai serangga, dia juga tidak bisa lagi berkomunikasi sehingga dia merasa sendirian.

Notes From Underground

(Catatan dari Bawah Tanah) Tokoh utama menulis banyak hal dalam buku catatannya, terutama soal kebebasan, rasa sakit, keterasingan, nikmatnya rasa sakit, utopia, dll. Meski dalam catatannya dia tampak sangar, pada kehidupan nyata dia terasing, tidak dipedulikan, dan berusaha keras untuk diterima.

Narasumber

"9 Essential Novels for The Modern Existentialist" oleh Grace Srinivasiah. Situs Early Bird Books.
https://earlybirdbooks.com/9-essential-novels-for-the-modern-existentialist

"10 Best Existential Fiction Books That Will Alter Your Existence" oleh Why Read. 1 April 2015.
https://whytoread.com/best-existential-fiction-books/

"10 Existential Films For Philosophy Students" oleh Philosophy in Film. 3 Juni 2017.
https://philosophyinfilm.com/2017/06/03/10-existential-films-for-philosophy-students/

"Existentialism" oleh Literary Devices
https://literarydevices.net/existentialism/

"Existentialism" oleh shmoop
https://www.shmoop.com/literature-glossary/existentialism.html

"Existentialism" oleh The Basic Philosophy.
https://www.philosophybasics.com/movements_existentialism.html

Intisari Sastra Indonesia untuk SMP dan SMA oleh Yadi Mulyadi, Ani Andriyani, dan Auliya Millatina Fajwah. Penerbit Yrama Widya, Bandung. 2017

Plot Twist: Eucatastrophe


Artikel ini mengandung beberan (spoiler)

Eucatastrophe (baca: yuu.ketas.tro.fi) merupakan sebuah istilah yang digagas oleh J. R. R. Tolkien yang bisa diartikan sebagai sebuah kejadian tiba-tiba yang memastikan si protagonis tidak menemui malapetaka mengerikan. 

Tolkien menggunakan bahasa Yunani yaitu prefiks 'eu' dan 'catastrophe'. Prefiks 'eu' berarti 'baik'. Sementara itu, 'catastrophe' atau katastrofe dalam KBBI V diartikan sebagai (1) malapetaka besar yang datang tiba-tiba (2) sebagai istilah sastra berarti akhir drama, terutama drama klasik yang bersifat tragedi.

Hal lain yang dibahas dalam artikel ini: fakta, ciri, dan tip membuat Eucatastrophe, perbedaannya dengan deus ex machina, dan contoh.


Cerita yang mengandung eucatastrophe biasanya meletakkan si tokoh dalam bencana yang berakhir dengan kesejahteraan (well-being) atau kebaikan si tokoh. Bukan sekadar happy ending, eucatastrophe memberi sukacita (joy). Timothy Willard menulisnya sebagai "ketika segala asa sepertinya hilang, keadaan sudah begitu suram, harapan muncul". 

Dalam bahasa yang sederhana, bisa diartikan begini: situasi sudah begitu buruknya. Si tokoh sepertinya tak punya harapan untuk memperbaiki atau menyelesaikan tugasnya. Eh, datanglah sesuatu yang menyelamatkannya. Yang baca sudah harap-harap cemas sampai menahan napas. Begitu situasi terselamatkan, pembaca pun girang setengah mati.

Tolkien mengatakan bahwa eucatastrophe tidak menyangkal kegagalan mendadak oleh protagonis, melainkan menyangkal kekalahan final universal dan merupakan evangelium (kabar baik), memberi secercah pandangan tentang Sukacita, [dan] kepedihan layaknya kesedihan. (Timothy Willard mengutip Tolkien on Fairy-Stories, Expanded Edition with Commentary and Notes oleh J. R. R. Tolkien, Verlyn Flieger, and Douglas A. Anderson. London: Harper Collins Publ., 2014.)

Sebagai ilustrasi, pembaca atau penonton cemas setengah mati apakah Gandalf bisa melarikan diri dari menara Sauron dalam Lord of the Rings. Ketegangan ini dijawab dengan datangnya burung raksasa ketika situasi Gandalf sangat terdesak. Pembaca/penonton mungkin akan berteriak girang, melompat-lompat, atau bahkan merasa lega. Perasaannya meluap, lebih dari sekadar senang, tetapi sukacita (girang).

Fakta seputar Eucatastrophe

- Istilah eucatastrophe pertama kali ditulis Tolkien dalam esainya "On Fairy-Stories" pada tahun 1942 (ada juga sumber yang mengatakan tahun 1947).
- Meski minat Tolkien adalah mitologi, eucatastrophe juga erat dengan pemikiran Tolkien terhadap gospel Kristen.
- Eucatastrophe berlawanan dengan catastrophe. Catastrophe berakhir dengan tragedi. Eucatastrophe berakhir dengan kebahagiaan.
-Tolkien berbagi diskusi dengan C. S. Lewis (pengarang serial Narnia) tentang kekristenan (termasuk eucatastrophe) yang kemudian menginspirasi Lewis untuk menulis esai "Myth Became Fact" pada tahun 1944.

Ciri Eucatastrophe

1. Eucatastrophe lebih dari sekadar akhir yang bahagia. Ia adalah kesukacitaan yang 'mengambil giliran'  dalam cerita (karena tidak ada akhir yang sejati pada setiap dongeng). Ia adalah anugerah yang ajaib, tidak akan bisa diandalkan untuk terulang kembali.
2. Tidak menyangkal adanya kesedihan dan kegagalan. Namun, ia menyangkal kekalahan akhir universal (universal final defeat),dan memberikan sekilas gambaran tentang Sukacita.
3. Tiba-tiba, tak diduga
4. Ajaib
5. Happy ending
6. Tokoh berada dalam situasi terdesak dan tidak ada jalan keluar
7. Masalah terselesaikan bukan karena si tokoh yang memiliki kontrol untuk menyelesaikannya, tetapi karena ada faktor luar atau intervensi, misalnya keajaiban.

Tip Membuat Eucatastrophe

- Pastikan si tokoh meyakini bahwa dirinya sudah di ambang malapetaka.
- Meskipun kejadiannya kecil, pastikan kejadian itu sangat penting bagi si tokoh.
- Kebaikan yang datang setelah pembaca yakin kalau yang terburuklah yang akan datang, harus diungkapkan dengan segera.
- Kejadiannya tidak harus membahayakan si tokoh
- Tidak harus terjadi di akhir cerita.
- Bisa berbentuk emosi, tidak harus selalu berbentuk plot.

Eucatastrophe vs. Deus Ex Machina

Susah-susah gampang untuk melihat perbedaan eucatastrophe dengan Deus ex machina. Secara umum keduanya sama-sama:
- tiba-tiba dan tak diduga
- ajaib
- tokoh berada dalam situasi terdesak dan tidak ada jalan keluar
- sama-sama bisa dipakai dalam drama dan komedi

Untuk cerita modern, Deus ex machina bisa tercampur dengan eucatastrophe. Misalnya film "Monty Python and the Holy Grail". Sebagai sebuah komedi, film ini digadang berbau Deus ex machina, padahal memiliki happy ending. Namun, karena plotnya kelihatan tidak masuk akal (polisi modern mendadak nongol di zaman Raja Arthur), akhirnya jatuh ke Deus ex machina.

Berikut perbedaan umum antara eucatastrophe dan Deus ex machina.

                                                                                                
EucatastropheDeus Ex Machina
masuk akaltidak masuk akal
happy ending bercampur dengan kesedihan dan kesalahanhappy ending menutup ending yang masih bolong-bolong
cocok dengan cerita sering kali tidak pas dengan cerita
datang dari dalam ceritakadang-kadang bukan dari dalam cerita
harapan adalah faktor pentingharapan bukan faktor
alami dari dalam ceritapalsu dan dipaksakan


Contoh

1. Lord of the Rings (buku/film)

a) Ketika Frodo merasa mustahil untuk membuang cincin ke api gunung berapi, Gollum datang mengambil cincin itu. Pembaca/penonton merasa kejahatan menang. Namun karena terlalu gembira, Gollum terjatuh ke dalam api bersama cincinnya. Dengan demikian, Sauron dan semua kelompok kejahatan yang bersekutu dengannya berhasil dilumpuhkan. Perang yang tengah terjadi pun terhenti. Dunia terselamatkan.

b) Meskipun kebaikan telah menang, Frodo merasa dirinya berbeda ketika pulang ke kampung Hobbit dan sebagai penutup dia meninggalkan kampungnya. Ini bagian eucatastrophe yang tidak menyangkal adanya kesedihan dan kegagalan.

2. Game of Thrones (buku/serial TV)

Dalam season 8, episode 3, Perang Winterfell menjadi pertarungan keras antara manusia dan white walkers. Pada saat situasi sudah genting (sepertinya pihak manusia sudah kewalahan dan banyak tokoh penting gugur), Bran Stark berhadapan langsung dengan Night King. Night King siap membunuh Bran. Tanpa diduga, Arya muncul dan membunuhnya. Seluruh pasukan white walkers lenyap dan manusia menang. Adegan ini contoh terbaik eucatastrophe di mata saya karena sebelum momen sukacita, momen Arya nongol sempat memberi sukacita, lalu penonton sempat merasa tidak punya harapan ketika Night King mencekiknya, dan kembali bersorak ketika pisau jatuh dan ditangkap oleh tangan Arya yang lain sehingga bisa menusuk Night King. Dan kali ini benar-benar sorak panjang. Ada banyak video reaksi Youtube yang bisa dipakai dalam mempelajari reaksi penonton saat menonton episode ini.

3. Harry Potter and the Deathly Hallows (buku)

Neville berusaha menahan laju Voldemort dan disiksa dengan Sorting Hat. Orang lain tak berani melawan Voldemort. Sementara itu, banyak tokoh baik terluka dan gugur. Kemudian centaur menyerang, Neville terbebaskan, dan Harry yang diyakini sudah tewas nongol sebagai Not Quite Dead and mengalahkan Voldemort.


Narasumber:

"Eucatastrophe" oleh Wikipedia.
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Eucatastrophe (diakses tanggal 27 Agustus 2019)

"Eucatastrophe: J. R. R. Tolkien and C. S. Lewis's Magic Formula for Hope" oleh Tim Willard. Situs A Pilgrim in Narnia. 21 Desember 2015.
https://apilgriminnarnia.com/2015/12/21/eucatastrophe/ (Diakses tanggal 27 Agustus 2019)

"Game of Thrones: 5 Hidden Bombshells Waiting to Rock the Battle of Winterfell". Artikel oleh Joanna Robinson di situs Vanity Fair.com. 28 April 2019.
https://www.vanityfair.com/hollywood/2019/04/game-of-thrones-melisandre-golden-company-bronn-bran-warg-crypts-secret-tunnels (diakses tanggal 27 Agustus 2019)

"Just A Fool's Hope: J. R. R. Tolkien's Eucatastrophe as the Paradigm of Christian Hope" oleh Margaret Bush di situs Scholar Crossing: Liberty University.
https://www.google.com/url?q=http://digitalcommons.liberty.edu/cgi/viewcontent.cgi%3Farticle%3D1328%26context%3Dhonors&sa=U&ved=2ahUKEwj06t21nqHkAhVBg-YKHdorAbM4ChAWMAB6BAgCEAE&usg=AOvVaw2JbPt9Ckg3fwpy074h5cMA (diakses tanggal 26 Agustus 2019)

KBBI V oleh Badan Pengembangan dan  Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Aplikasi v. 0.2.1 Beta

"Near-Villain Victory aka: Eucatastrophe" di situs TV Tropes.
https://tvtropes.org/pmwiki/pmwiki.php/Main/NearVillainVictory?from=Main.Eucatastrophe (diakses tanggal 28 Agustus 2019)

"Plot Twist". Wikipedia.
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Plot_twist (diakses tanggal 2 Agustus 2019)

"Plot Twist in Fiction: Making a Story Standout" oleh Francesca Turauskis. Artikel 15 Februari 2015.
https://the-artifice.com/plot-twists-in-fiction/ (diakses tanggal 2 Agustus 2019)

"The 10 Types of Plot Twists" oleh Chazda Hill. Artikel 8 Februari 2017.
http://greatstorybook.com/10-types-plot-twists/ (diakses tanggal 2 Agustus 2019)

"The Hobbit: Deus Ex Machina and Eucatastrophe" di-upload oleh Kenny di situs SlideServe.com. 27 Juli 2014.
https://www.slideserve.com/kenny/the-hobbit (diakses tanggal 26 Agustus 2019)

"WTHeck is this Narrative Technique Called Eucatastrophe?" oleh Chazda Hill. Ditulis tanggal 7 Maret 2016 di situs Great Story Book.
http://greatstorybook.com/wtheck-narrative-technique-called-eucatastrophe/ (diakses tanggal 28 Agustus 2019)

Plot Twist: Deus Ex Machina


Artikel ini mengandung beberan (spoiler)

Deus ex machina (baca: dèyus èks makina) adalah sebuah istilah dalam bahasa Latin. Jika diterjemahkan secara literal, artinya dewa dari mesin (god from machine). 

Bingung? Begini sejarahnya:

Dalam drama Yunani dan Romawi kuno, sering kali dewa turun dari langit untuk menyelesaikan masalah dari cerita tersebut. Nah, biasanya aktor pemeran sang dewa akan diderek turun oleh alat yang disebut 'mechane'. Jadi permesinan dalam dunia drama sudah ada sejak abad ke-5 SM. (Britannica.com). 

Dalam cerita, Deus ex machina biasanya orang atau benda yang datang tiba-tiba dan memberikan solusi yang dibuat-buat terhadap masalah yang tak terpecahkan.

Plot Twist: Chekhov's Gun


Artikel ini mengandung beberan (spoiler)

Chekhov's gun atau Senapan Chekhov adalah sebuah konsep yang intinya segala elemen dalam cerita harus memberi kontribusi secara keseluruhan. (Now Novel)

Bingung? Dalam bahasa yang sederhana, konsep ini menekankan bahwa apa pun yang kita letakkan ke dalam cerita harus memiliki fungsi.


Plot Twist: Anagnorisis



Artikel ini mengandung beberan (spoiler)

Anagnorisis (a.na.gno.ri.sis) atau penemuan adalah sebuah momen ketika tokoh mendapatkan pencerahan tentang jati dirinya atau orang lain. Pengetahuan baru inilah yang mengubah pemahaman tentang dirinya. Plot twist ini sifatnya internal. 

Fitur khusus:
- Anagnorisis biasanya datang setelah plot twist lain yang disebut Peripeteia.
- Dengan teknik ini, informasi karakter yang tersamarkan kemudian dibuka.
- Anagnorisis boleh dibilang sebagai salah satu teknik plot twist tertua.
- Salah satu contoh cerita klasik yang memakai anagnorisis adalah Oedipus Tyrannus (atau Oedipus Rex) karya Sophocles yang pertama kali ditampilkan pada tahun 429 SM.

Contoh

Oedipus Tyrannus (atau Oedipus Rex)

Oedipus, raja Thebes, menyuruh kakak iparnya bertanya pada peramal mengapa ada penyakit di negerinya. Si peramal memberi tahu bahwa penyakit itu merupakan kutukan karena pembunuhan raja sebelumnya, Laius. 

Oedipus memanggil Tiresias, orang suci. Tiresias mengatakan bahwa Oedipus adalah si pembunuh yang ia cari. Marah, Oedipus menghina Tiresias dan sebelum pergi Tiresias menyiratkan, si pembunuh adalah warga Thebes, abang dan ayah bagi anak-anaknya; anak dan suami dari ibunya sendiri.

Jocasta, istri Laius yang kini istri Oedipus, mengingatkannya pada ramalan lama yang mengatakan Laius dibunuh anaknya sendiri, tetapi tidak terbukti. Soalnya Laius terbunuh bandit. 

Hal ini bikin Oedipus waswas. Bertahun yang lalu, ada orang mabuk yang menuduh Oedipus bukan anak ayahnya. Ia kemudian pergi ke peramal yang mengatakan bahwa suatu saat ia akan membunuh ayahnya dan meniduri ibunya. Sejak saat itu ia meninggalkan kotanya dan sempat ribut dengan sekelompok pengelana dan membunuh mereka, tepat di daerah tempat Laius terbunuh. Berdasarkan deskripsi Jocasta, Laius mati diserang beberapa orang. Jika demikian, Oedipus aman. 

Pada akhirnya Oedipus menemukan benang merah bahwa waktu kecil ia dibuang dan dia anak kandung Laius. Ibunya, Jocasta, memberikannya pada seorang gembala, agar ramalan Laius dibunuh anaknya tidak terjadi.

Kisah 1001 Malam, bagian "Tiga Buah Apel"

  Cerita berawal dari penemuan mayat perempuan. Jaksa diperintahkan untuk menemukan pelaku, kalau tidak, ia yang akan dihukum mati. Saat gagal, dua orang maju, masing-masing mengaku sebagai pembunuh. Pria yang lebih muda bisa membuktikan ceritanya. Orang yang lebih tua adalah ayah mertua yang ingin menyelamatkan hidup menantunya. 

Istrinya minta dibelikan apel khusus, jadi si pria ini pergi ke kota lain untuk mendapatkannya. Saat kembali, apel itu tidak dimakan. Namun, si suami menemukan seorang budak membawanya. Kata si budak, apel itu dari kekasihnya, dibelikan oleh suaminya. Karena marah, si suami membunuh si istri dan membuang jasadnya ke sungai.

Ketika pulang, si anak mengaku mengambil satu apel yang kemudian dicuri si budak. Anak itu sempat bercerita pada si budak soal perjalanan ayahnya. Si ayah kemudian dibebaskan. 

Protagonis kita kemudian harus menemukan budak tersebut. Namun, sudah masuk tenggat, si budak gagal ditemukan. Sebelum protagonis dihukum, ia sempat memeluk anak perempuannya dan menemukan apel itu di kantong baju anaknya. Si anak kemudian bercerita bahwa ia membawanya dari budak mereka. Jadi, tersangka selama ini adalah budak si protagonis sendiri.

"The Sixth Sense" (film)

Tokoh utama membantu seorang anak yang bisa berbicara dengan hantu. Ternyata, dia sendiri adalah hantu.

Narasumber:

"Oedipus Rex". Wikipedia.
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Oedipus_Rex (diakses tanggal 3 Agustus 2019)

"Plot Twist". Wikipedia.
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Plot_twist (diakses tanggal 2 Agustus 2019)

"Plot Twist in Fiction: Making a Story Standout" oleh Francesca Turauskis. Artikel 15 Februari 2015.
https://the-artifice.com/plot-twists-in-fiction/ (diakses tanggal 2 Agustus 2019)

"The 10 Types of Plot Twists" oleh Chazda Hill. Artikel 8 Februari 2017.
http://greatstorybook.com/10-types-plot-twists/ (diakses tanggal 2 Februari 2019)

"The Three Apples". Wikipedia.
https://en.m.wikipedia.org/wiki/The_Three_Apples (diakses tanggal 3 Agustus 2019)

Semua Ikan di Langit: Genre Fabel, Parabel, atau Absurdist?


Novel yang ditulis oleh Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie ini pemenang Sayembara Novel DKJ 2016 dan memang unik. Inti ceritanya tentang sebuah bus Damri yang berkelana mengikuti seorang anak kecil ke mana pun ia ingin. Dari situ, bus belajar tentang si bocah yang selalu ia sebut sebagai "Beliau" dan bertemu makhluk-makhluk lain seperti kecoak bernama Nad, pohon, dan kucing, selain manusia biasa. Tokoh penting dalam cerita ini, baik benda mati maupun hidup dapat berbicara seperti manusia. Dari segi isi, cerita berbicara tentang tuhan secara metafisika (tidak berbasis pada agama atau kepercayaan tertentu), tentang moral, dan tentang cinta kepada Tuhan.

Kebanyakan resensi menyebut cerita ini absurd alias tidak masuk akal. Saya kok gak setuju, ya. Memang ceritanya terjadi di mana-mana. Kadang di bumi, kadang di luar angkasa. Kadang orang yang ditemui kelihatan absurd, seperti si Membingungkan karena penampilannya sungguh ajaib. Ada juga kejadian juga cukup fantastis. Misalnya membuat galaksi dari permen.

Beberapa kualitas ini mengingatkan saya pada buku

Xenoglosofilia: Keterasingan kepada Bahasa Sendiri


Kemampuan berbahasa adalah kunci untuk bisa menyampaikan ide dengan baik. Tanpa adanya ini, seberapa baik pun suatu ide yang kita punyai, niscaya sulit untuk menyebarkannya.

Penggalan paragraf di atas adalah jawaban Ivan Lanin ketika ditanya mengapa ia tertarik kepada bahasa Indonesia di dalam bukunya Xenoglosofilia: Kenapa Harus Nginggris?. Alasan ini sama persis dengan alasan kenapa saya ngotot pengarang harus bisa berbahasa yang baik dan benar. Sehebat apa pun idenya kalau tidak bisa mengungkapkannya lewat tulisan, ide itu tidak akan tersampaikan. Mulai dari yang doyan menyingkat kata (misalnya mengganti ‘-nya’ dengan huruf x yang sering saya baca sebagai ‘kali’); kalimat yang luar biasa panjang, tetapi tidak jelas intinya apa; bahasa campur aduk dalam satu kalimat; termasuk yang suka menulis dialog dalam format penulisan drama, semua ini bisa merusak ide jika dibiarkan.

Kembali ke buku Ivan Lanin, sebelum bicara lebih jauh, mungkin ada yang bertanya, xenoglosofilia itu artinya apa. Cukup menarik, kata ini belum masuk KBBI V 0.2.1 Beta yang saya unduh sekitar bulan April. Namun, kata negrofilia telah ada. Buat yang pernah baca ulasan saya tentang film “Get Out”, mungkin sempat terpapar dengan ide ‘ketertarikan pada orang kulit hitam’. Negrofilia sendiri memang sebuah istilah yang artinya ketertarikan berlebihan kepada orang kulit hitam. Sementara itu, xenoglosofilia berasal dari kata xeno (asing) dan glosso (bahasa). Keduanya adalah bahasa Yunani. Jadi xenoglosofilia bisa kita artikan sebagai ketertarikan berlebihan kepada bahasa asing.

Dari segi isi, karya Ivan Lanin ini memang banyak membahas kata-kata asing yang

Cantik Itu Luka (2)


Sambungan dari artikel sebelumnya, novel besutan Eka Kurniawan ini cukup menarik. Kali ini yang dibahas lebih ke permasalahan teknis, ya.

Catatan: mengandung spoiler.

1. Sudut Pandang
Eka memakai sudut pandang orang ketiga. Ini jelas memberi keleluasaan untuk menceritakan semua tokoh yang penting dan cocok dengan teknik penceritaan sejarah. Seringkali dalam beberapa bab Eka mewakili satu tokoh lalu beralih ke tokoh lain pada beberapa bab. Misalnya bab tentang Dewi Ayu memakan 4 bab, kemudian beralih pada tokoh Maman Gendeng sekian bab, sebelum beralih pada tokoh lain lagi.

2. Pembuka
Kalimat pertama novel ini dimulai dengan narasi:
Sore hari di akhir pekan bulan Maret, Dewi Ayu bangkit dari kuburan setelah dua puluh satu tahun kematian.

Frasa keterangan waktu (Sore hari di akhir pekan bulan Maret) mengecoh pembaca

yang mengira frasa dan kalimat-kalimat lanjutannya berupa narasi tempat. Nyatanya, kalimat pertama memiliki poin penting dan tanpa basa-basi: Dewi Ayu bangkit dari kematian. Kalimat ini menjadi kunci dari keseluruhan cerita.

3. Plot/alur
Plot di awal cerita dibuat maju: bagaimana Dewi Ayu bangkit, pulang, dan bertemu Cantik. Ada sejumlah kilas balik tentang bagaimana Cantik ternyata luar biasa buruk rupa dan bagaimana ia menjalani hidup. Kemudiab cerita masuk ke topik penting pada 'saat ini', yaitu perkara siapa dan bagaimana Cantik hamil. Setelah itu cerita mundur dan bergerak perlahan dari masa kecil Dewi Ayu, masa remaja, kedatangan Maman Gendeng, Shodancho, dan Kamerad, terus sampai cerita cucu-cucu sebelum kembali ke masa kini dan menyelesaikan persoalan kehamilan Cantik.

Jalan ceritanya sendiri cukup kompleks karena Eka membawa kita masuk pada setiap tokoh yang penting dalam cerita. Meski dibagi dalam bab, pembaca dengan cepat tahu siapa yang jadi tokoh sentral dalam bab tersebut.

4. Monolog dan Dialog
Saya pikir monolog Kamerad saat koran tidak datang adalah kutipan paling menarik. Mungkin karena diucapkan berulang-ulang, sebagai pembaca saya akhirnya 'ikut' habis kesabaran dengan ucapannya yang selalu sama. Namun, saya pikir, di sini kekuatannya. Eka membuat pembaca terlibat langsung secara emosional.

5. Penutup
Penutup dalam Cantik Itu Luka benar-benar beda temponya dibanding awal dan tengah cerita. Meski tidak panjang, semua masalah, mulai dari soal hantu hingga siapa yang menghamili Cantik, dikuak di sini seperti bombardir. Satu hal yang penting, semua masalah yang ditanam di bab-bab awal, semua terjawab di sini.

Di luar hal teknis, saya pikir Cantik Itu Luka merupakan sebuah tragedi yang tidak berusaha mencari simpati. Ia seolah-olah sebuah cerita objektif yang bersandar pada sejarah. Jarang ada fiksi sejarah yang berani mengambil tokoh-tokoh nyata dilibatkan dalam cerita misalnya saat cerita diset pada tahun 1960-an.

Kesadisan yang terjadi seperti pemerkosaan, pelayanan seks tentara Jepang, pembunuhan massal tahun '65, atau sekadar tawuran antara preman dan polisi, semua ditulis tanpa berusaha menjadikannya terlihat epik. Sebaliknya, terkesan banal dan cukup menjijikkan.

Di luar semua kelebihannya, secara kebahasaan, Eka tidak terlalu mengikuti tata bahasa yang benar atau editor membiarkan cerita itu apa adanya? Entahlah.

Saya pikir, kekuatan narasi memang senjata dalam cerita ini dan tingkat kesulitan menulisnya membuat cerita ini memang layak dibaca Oprah.

Cantik Itu Luka (1)


Sudah baca Cantik Itu Luka (Eka Kurniawan)? Saya akan bahas buku ini, sedikit, dengan mengaitkannya pada genre magical realism yang saya bahas beberapa hari silam. Saya ingatkan bahwa novel ini mengandung banyak adegan kekerasan seksual. Untuk yang berusia bawah 20 tahun, tidak perlu membaca tulisan saya maupun novelnya (jarang-jarang terbit ulang). Untuk yang cukup umur dan belum baca, pembahasan di bawah mengandung spoiler.

Magical realisme memiliki ciri kunci:
- merupakan sastra serius
- di dalamnya ada hal yang magis (bisa supranatural atau makhluk fantasi), tetapi menjadi bagian dari normal atau biasa saja. Kebalikannya, hal yang normal menjadi luar biasa atau ajaib atau aneh.
- mengikuti pakem aslinya, genre ini berisi kritik sosial atau politik.

Cantik Itu Luka pada testimoni yang ditulis di sampulnya, dianggap oleh satu orang sebagai surealisme dan satunya lagi menyatakannya sebagai magical realism. Jadi, di mana posisi buku ini sebenarnya?

Sebelum masuk ke sana, saya ringkaskan dulu cerita Cantik Itu Luka:
Dewi Ayu sudah lama mati, mendadak bangkit dari kubur dan pulang ke rumah. Di sana, pembantunya yang setia masih hidup dan anaknya yang keempat, Cantik, sudah besar. Sewaktu hamil Dewi Ayu berharap anaknya yang bungsu ini lahir seburuk-buruknya rupa agar nasibnya tidak seperti dirinya atau kakak-kakaknya. Cantik pun lahir dengan tampilan fisik mengerikan dan ditakuti. Sewaktu lahir, Dewi Ayu tidak pernah mau melihat dirinya dan tidak tahu anak itu luar biasa jelek. Sekian hari setelah melahirkan, sesuai dengan ramalannya sendiri, Dewi Ayu sang pelacur nomor satu itupun meninggal.
Setelah bangkit dari kematian, suatu hari ia mendengar suara-suara aneh dari kamar Cantik dan kemudian mengetahui anak itu hamil. Cantik mengklaim yang menghamilinya seorang pria. Namun, baik Dewi Ayu maupun pembantunya pernah melihat adanya pria di kamar itu.

Cerita kemudian ditarik mundur ketika zaman kolonial. Dewi Ayu yang tinggal sendiri setelah keluarganya (kakek-nenek) tewas dalam usaha melarikan diri dari kedatangan Jepang, memutuskan untuk paksa menikah dengan pria tua. Pria itu kemudian bunuh diri.
Dalam pendudukan Jepang Dewi Ayu akhirnya dijadikan pelayan seks prajurit sampai akhirnya ia hamil. Setelah Jepang pergi, Dewi Ayu kembali ke rumahnya. Ia tetap jadi pelacur dan kemudian memiliki 2 lagi anak. Cerita kemudian beralih pada kehidupan cinta anak-anaknya dan pria-pria yang mendekati mereka, sampai mereka punya anak dan bagaimana cucu-cucu Dewi Ayu itu menjadi penutup tragedi yang berjalan dari tahun masa kolonial hingga tahun 1997.

Setelah saya baca sampai habis, saya cenderung setuju dengan pendapat kedua yang menganggap cerita ini masuk genre magical realism meski ada sedikit kegamangan. Alasan saya:
A. jelas buku ini masuk sastra serius berdasarkan topik yang dibahas (sejarah, makhluk halus, seksualitas, perkosaan)

B. jelas ada hal yang 'magis':
- Tokoh 'Cantik' lahir sesuai harapan ibunya: jelek setengah mati,
- Ibu (Dewi Ayu) yang sudah mati sekian tahun, hidup kembali,
- Adanya 'hantu komunis', 'hantu jepang', jailangkung, babi ngepet, dll,
- Hamil 'angin'

  Yang sedikit mengganggu saya, masyarakat sekitar menganggap kematian dan bangkitnya si Dewi Ayu sebagai sesuatu yang ajaib. Namun, orang-orang di sekitar Dewi Ayu seperti pembantunya dan si Cantik tidak menganggap kejadian itu ajaib. Dengan kenyataan masih ada yang menganggap keanehan itu biasa saja, saya putuskan untuk memasukkannya ke genre magical realism.

C. ada kritik sosial dan politik. Sejarah perang kemerdekaan, masa pendudukan Jepang, naiknya partai komunis dan pembunuhan massal, dari sisi politik. Dari sisi sosial, persoalan jugun ianfu, pelacuran, premanisme, perempuan dan seksualitas, superioritas pria; menjadi tema sentral buku ini.

Semuanya cocok dengan ciri magical realism. Meski sepertinya tidak serumit 100 Years of Solitude (Gabriel Marcia Marquez), Cantik Itu Luka juga mengambil rentang cerita cukup panjang, dengan 5 generasi (jika dihitung dari kakeknya Dewi Ayu) dari sebuah keluarga. Mungkin perbedaan besarnya terletak pada topik penguasaan tubuh perempuan sebagai tema utama Cantik Itu Luka.

Pembicaraan tentang teknis penulisan Cantik Itu Luka akan saya bahas pada artikel terpisah. Buku ini buat saya termasuk game changer setelah Saman. Pertanyaannya, kalian berani atau tidak, membuat cerita dengan kompleksitas seperti ini?

Catatan: pembahasan lengkap magical realism ada di sini

Pencarian Artikel

Entri yang Diunggulkan

Samurai Seven: Siapa Pemenang Sebenarnya

Inilah salah satu cerita terbaik yang pernah saya tonton. Baik versi asli maupun anime sangat menarik. Seven Samurai (1954) memiliki be...

Artikel Terpopuler Minggu Ini