
Kebanyakan resensi menyebut cerita ini absurd alias tidak masuk akal. Saya kok gak setuju, ya. Memang ceritanya terjadi di mana-mana. Kadang di bumi, kadang di luar angkasa. Kadang orang yang ditemui kelihatan absurd, seperti si Membingungkan karena penampilannya sungguh ajaib. Ada juga kejadian juga cukup fantastis. Misalnya membuat galaksi dari permen.
Beberapa kualitas ini mengingatkan saya pada buku
The Little Prince karangan Antoine de Saint-Exupéry (akan saya bahas terpisah). Sama-sama dinarasikan oleh tokoh lain, The Little Prince juga membahas tokoh utama yang berupa anak kecil, datang dari planet kecil yang hanya muat untuk dirinya, tiga gunung api, dan setangkai mawar. Sama-sama berbicara soal filsafat meski fokus The Little Prince lebih ke arah eksistensialisme, sama-sama memiliki momen fantastis, sama-sama ada hewan yang berbicara. Oleh banyak kalangan, buku ini dimasukkan ke genre fabel, buku anak, dan alegori. Dengan begitu, saya rasa sekurang-kurangnya Semua Ikan di Langit masuk genre fabel.
Genre Absurdist
Sebelum berbicara soal fabel, kita bahas dulu apa arti absurdisme. Menurut KBBI, absurdisme adalah paham (aliran) yang didasarkan pada kepercayaan bahwa manusia secara umum tidak berarti dan tidak masuk akal (kesadaran para pengikut aliran itu terhadap tata tertib sering berbenturan dengan kepentingan masyarakat umum).Menurut Wikipedia, genre absurdist berfokus pada pengalaman si tokoh yang tidak bisa menemukan hubungan tujuan hidup, biasanya dipresentasikan dengan kegiatan atau kejadian yang tak memiliki makna, yang ujungnya mempertanyakan konsep-konsep eksistensial seperti kebenaran dan nilai (moral).
Genre absurdist muncul di akhir abad ke-19 sebagai 'literatur modernisme' yang sangat dipengaruhi oleh gerakan eksistensialis dan nihilis dalam bidang filsafat. Biasanya cerita absurdist tidak memberi pesan moral eksplisit. Struktur ceritanya juga berbeda dari penceritaan yang umum (yang memiliki awal, konflik, klimaks, penurunan, dan penutup). Genre ini sering mengandung humor, satire, atau dark comedy. Tujuan cerita absurd adalah memberi jawaban kecil sedekat mungkin untuk memberi penghiburan, sekaligus mengemukakan alasan si pengarang membantu orang lain lewat ceritanya.
Dalam Semua Ikan di Langit, bus Damri jelas memiliki tujuan hidup, yaitu menjadi kendaraan bagi Beliau dan mencintai Beliau. Bus ini memiliki sifat yang lugu, ceria, dan positif. Sifat-sifat ini tidak cocok dengan penokohan untuk genre absurdist. Selain itu, pesan moral hampir di tiap bab cukup jelas. Bandingkan dengan Metamorfosis karya Kafka yang tokohnya tidak punya tujuan hidup yang terlalu jelas dan berada dalam situasi yang tidak menguntungkan. Secara umum tokohnya kelihatan tak punya harapan dan muram. Metamorfosis cukup cocok masuk ke genre absurdist.
Genre Fabel
Menurut Kohler dan Emery, kata fabel berasal dari bahasa Latin, fabula, yang artinya cerita. Fabel bisa ditemukan dalam literatur dan cerita rakyat. Biasanya berbentuk cerita pendek, berisi pesan moral atau etika, dan pada penutup memakai peribahasa (versi Indonesia mungkin ditutup dengan kata-kata bijak ketimbang kata mutiara). Salah satu ciri pentingnya, fabel menggunakan antropomorfisme yang artinya pengenaan ciri-ciri manusia pada binatang, tumbuh-tumbuhan, atau benda mati. Literary Devices menambahkan 'kekuatan alam', sementara Definitions.net menambahkan 'makhluk mitos' selain flora, fauna, dan benda mati. Dengan memberi ciri-ciri dan dilema manusia terhadap hewan, tumbuhan, atau benda lainnya, pencerita bisa menyampaikan kisah sederhana yang mengandung kebenaran di dalamnya. Narasumber di atas juga menyebutkan kemungkinan bercampurnya fabel dengan alegori.Alegori—menurut Literary Devices—merupakan gaya tulisan yang menjelaskan ide abstrak ke dalam tokoh, figur, dan kejadian-kejadian. Secara lebih jelas, KBBI V menuliskannya sebagai cerita yang dipakai sebagai lambang (ibarat atau kias) peri kehidupan manusia yang sebenarnya untuk mendidik atau menerangkan sesuatu (gagasan, cita-cita, atau nilai kehidupan kebijakan, kesetiaan, dan kejujuran). Dalam hal ini, Semua Ikan di Langit mengandung alegori, misalnya tentang penciptaan dunia dan tuhan palsu.
Meski berbentuk novel, Semua Ikan di Langit memenuhi kriteria fabel:
- hewan (ikan julung-julung dan Nad), tumbuhan (pohon Chinar dan anak-anaknya), benda mati (bus), makhluk mitos (Bastet, si kucing dewa Mesir), dll. berbicara dan berperilaku seperti manusia (marah, sedih, gembira)
- setiap babnya pendek dan mengandung suatu pesan moral
- ada unsur alegori
Namun, cukupkah sampai di sini? Ayo kita lihat fakta selanjutnya!
Genre Parabel
Menurut KBBI, parabel artinya cerita rekaan untuk menyampaikan ajaran agama, moral, atau kebenaran umum dengan menggunakan perbandingan atau ibarat.Kata parabel berasal dari bahasa Yunani, parabole, yang artinya perbandingan. Menurut Hann, parabel merupakan cerita alegori yang mengajarkan kebenaran dasar dan prinsip-prinsip keagamaan. Parabel biasanya melibatkan tokoh-tokoh berupa manusia biasa yang dihadapkan dengan dilema moral dan mengatasinya (biasanya dengan cara yang salah agar bisa diambil pelajarannya).
Perbedaan Parabel dan Fabel
Lalu apa perbedaannya dengan fabel? Meski sama-sama berbicara tentang etika dan moral, parabel biasanya lebih spesifik pada ajaran agama. Selain itu, parabel ber-setting dunia biasa dan tokoh-tokohnya juga manusia biasa. Tidak ada hewan, tumbuhan, benda mati, dan makhluk mitos yang terlibat dan bertingkah seperti manusia. Jadi, pada dasarnya parabel bersifat realistis.Dengan demikian, Semua Ikan di Langit tidak cocok masuk kategori parabel, meski berkaitan dengan ketuhanan dan menggunakan alegori.
Bagaimana dengan Genre Lain?
Genre lain yang paling mendekati untuk Semua Ikan di Langit barangkali genre fantasi. Namun, sepertinya pakem penceritaannya tidak terlalu pas. Sementara itu, cukup menarik bahwa The Little Prince dimasukkan ke dalam genre speculative fiction. Masalahnya, jika mengikuti definisinya menurut Margaret Atwood, saya juga merasa kurang kena untuk Semua Ikan di Langit.Untuk sementara, berdasarkan kategori yang telah saya tulis di sini, genre fabel yang layak.
Contoh Karya Absurdist, Fabel, dan Parabel
Sebagai contoh untuk perluasan pengetahuan, saya sematkan beberapa judul buku dan film yang bisa dinikmati. Beberapa di antaranya sudah terbit dalam bahasa Indonesia dan masih bisa dicari di toko buku.Contoh karya absurdist:
Waiting for Godot (Samuel Becket)
Metamorfosis (F. Kafka)
The Trial (F. Kafka)
The Outsider (Albert Camus)
Karya fabel:
Animal Farm (George Orwell)
The Red Riding Hood (cerita rakyat)
Aesop's Fables (Aesop)
Si Kancil (cerita rakyat)
"Toy Story" (film)
Karya parabel atau mengandung parabel di dalamnya:
The Emperor's New Clothes (Hans Christian Anderson)
The Boy Who Cried Wolf (Aesop)
The Alchemist (Paulo Coelho)
Inferno (Dante)
Akhir
Sengaja saya tidak menulis pendapat saya tentang isi buku Semua Ikan di Langit. Jika ingin membaca resensi dan interpretasinya, tulisan Gilang Saputro di Jurnal Ruang layak dibaca. Klik di siniData buku
Judul: Semua Ikan di Langit
Pengarang: Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
Cetakan pertama: Februari, 2017
Penerbit: Grasindo
Narasumber:
"Absurdist Fiction" oleh Revolvy.
https://www.revolvy.com/page/Absurdist-fiction?cr=1 (diakses tanggal 15 Juni 2019)
"Allegory" oleh Literary Devices.
https://literarydevices.net/allegory/ (diakses tanggal 14 Juni 2019)
"Difference Between a Fable and a Parable" oleh Ted Hann.
https://penandthepad.com/difference-between-fable-parable-6612445.html (diakses tanggal 14 Juni 2019)
"Do You Have a Purpose? The Absurd in Literature" oleh Joe Bunting.
https://thewritepractice.com/the-absurd/ (diakses tanggal 15 Juni 2019)
"Fable" oleh Definitions.net
https://www.definitions.net/definition/fable (diakses tanggal 14 Juni 2019)
"Fable" oleh Literary Devices.
https://literarydevices.net/fable/ (diakses tanggal 14 Juni 2019)
KBBI V 0.2.1 Beta (21). Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. ©2016
"Parable" oleh Literary Devices.
http://www.literarydevices.com/parable/ (diakses tanggal 15 Juni 2019)
”The Definition of Fables and Some Examples of the Genre” oleh Peter Kohler dan David Emery.
https://www.liveabout.com/folklore-q-and-a-what-is-a-fable-3298227 (diakses tanggal 14 Juni 2019)
"The Absurdity of Existence: Franz Kafka and Albert Camus" oleh Yale University Press Blog
http://blog.yalebooks.com/2015/09/16/the-absurdity-of-existence-franz-kafka-and-albert-camus/ (diakses tanggal 15 Juni 2019)
"List of Genres" oleh Wikipedia
https://en.m.wikipedia.org/wiki/List_of_genres (diakses tanggal 13 Juni 2019)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar