Tampilkan postingan dengan label Majas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Majas. Tampilkan semua postingan

Literary Devices


Halo sobat buku,

Literary devices bisa diterjemahkan sebagaimana adanya sebagai alat literasi. Saya tidak terlalu yakin istilah ini populer di Indonesia. Namun, elemen-elemennya cukup umum didengar. Pada dasarnya, alat literasi merujuk pada struktur yang biasa dipakai penulis untuk menyampaikan pesan dalam ceritanya kepada pembaca. Penggunaan alat literasi membantu pembaca dalam mengartikan, menginterpretasi, dan menganalisa cerita.

Menurut situs literarydevices.net, sebenarnya alat literasi ini bisa dipecah dua: elemen literasi dan teknik literasi.

Majas Metonimia, Litotes, dan Hiperbola


Ketiga majas di bawah ini masuk majas perbandingan.

Metonimia

Majas yang satu ini menggunakan nama barang, merek, ciri khas sebagai pengganti (penyebutan) barang itu sendiri.

Contoh:
BMW itu melaju kencang. (Merek BMW menggantikan kata mobil)
Satpam membariskan honda berdasarkan warna. (Honda menggantikan kata motor dan belum tentu semuanya memang merek itu.)

Litotes

Litotes merupakan majas yang berupa pernyataan, yang memperkecil atau melemahkan sesuatu untuk menyatakan sesuatu yang kuat atau besar. Fungsi majas litotes adalah untuk merendahkan diri.

Contoh:
Maaf, ya, makanannya cuma kecil-kecilan. (Padahal jamuannya cukup baik, bisa jadi malah mewah)
Selamat datang di gubuk kami. (Padahal rumahnya bukan gubuk, melainkan rumah KPR yang cukup bagus)

Hiperbola

Majas hiperbola melukiskan sesuatu dengan mengganti peristiwa atau tindakan yang sesungguhnya dengan kata-kata yang lebih hebat.

Contoh:
Aduh, macetnya! Benar-benar tua di jalan. (Tua di jalan maksudnya buang-buang waktu atau sia-sia. Perjalanan itu sendiri tidak mungkin menyebabkannya tua.)
Panasnya hari ini bikin wajahku meleleh. (Panasnya hari membuat si pembicara berkeringat banyak, tetapi wajahnya tidak meleleh).


Narasumber:
Intisari Sastra Indonesia untuk SMP dan SMA oleh Yadi Mulyadi, Ani Andriyani, dan Auliya M. Fajwah. Penerbit Yrama Widya, Bandung. 2016.
Mengayakan Kalimat dan Imajinasi, Panduan No. 1 Menjadi Penulis Andal dan Profesional oleh Burhan Fanani, S.Pd.. Penerbit Araska, Yogyakarta. 2016.

Majas: Simile, Metafora, dan Personifikasi



Sewaktu dulu saya wara-wiri di sebuah international school, ternyata pelajaran tentang majas sudah diperkenalkan sejak SD. Sekurangnya, kelas 4 ada tiga majas yang harus dikuasai. Ketiganya masih dari kelompok majas perbandingan.

1. Simile
Simile mungkin yang paling mudah di antara tiga majas. Majas ini membandingkan dua hal yang berbeda, tapi mengandung sesuatu yang serupa.
Cirinya ditandai dengan penggunaan kata seperti, bagai, laksana.
Contoh:
- Tubuh Andi lincah bagaikan kancil.
- Kecantikannya laksana bulan.
- Ia menggelepar seperti ikan megap-megap.

2. Metafora
Ini majas yang menggambarkan sesuatu dengan membandingkan langsung pada hal lain; sebuah ekspresi yang menjelaskan manusia atau objek dengan mereferensikannya pada sesuatu yang memiliki karakteristik sama.
Contoh:
- Pikiran adalah lautan.
- Ia bintang yang bersinar.
- Dia itu kamus berjalan.

3. Personifikasi
Personifikasi merupakan gaya bahasa yang menempatkan benda mati seolah-olah seperti manusia.
Contoh:
- Pohon menari-nari ditiup angin.
- Akhirnya matahari pun bangun.
- Ombak bergulung marah.

Apa bedanya simile dan metafora?
Perbedaan utama terletak pada kata 'seperti'. Simile pasti menggunakan kata tersebut, sementara dalam metafora tidak boleh sama sekali. Dalam metafora, sesuatu adalah sesuatu yang lain.

Dalam bahasa Inggris perbedaan keduanya tampak lebih jelas:
- You are as strong as a bear. (Simile)
- He slept like a log. (Simile)
- The snow is a white carpet. (Metafora)
- Life is a rollercoaster. (Metafora)

Dua contoh yang pertama membandingkan seseorang terhadap benda (log, kayu) atau hewan (bear, beruang).

Dua contoh terakhir berbeda. Yang satu mengatakan kalau salju adalah karpet putih. Jadi salju dan karpet seolah-olah hal yang sama. Keduanya memiliki kesamaan: lembut dan menghampar. Contoh yang kedua menyatakan bahwa hidup itu rollercoaster. Hidup hanya dimiliki makhluk hidup, sementara rollercoaster benda mati. Namun, dalam hal ini keduanya memiliki kualitas sama, yaitu naik turun.

***
Narasumber:
https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/metaphor
https://examples.yourdictionary.com/metaphor-examples-for-kids.html
https://examples.yourdictionary.com/examples-of-similes.html
Buku Intisari Sastra Indonesia: untuk SMP dan SMA oleh Yadi Mulyadi, Ani Andriyani, dan Auliya Millatina Fajwah. Penerbit Yrama Widya, 2016, Bandung.

Pencarian Artikel

Entri yang Diunggulkan

Samurai Seven: Siapa Pemenang Sebenarnya

Inilah salah satu cerita terbaik yang pernah saya tonton. Baik versi asli maupun anime sangat menarik. Seven Samurai (1954) memiliki be...

Artikel Terpopuler Minggu Ini