
Untuk tidak mengulang pembicaraan, tulisan tentang pentingnya logika dalam cerita sudah saya posting di Logika dalam Cerita yang intinya mulai dari cara, kapan meriset, mengorganisasi temuan riset, hingga manfaat riset, termasuk mematahkan premis bahwa dunia nyata tidak boleh dihubungkan dengan fiksi dan hanya imajinasi pengarang yang penting. Apa yang akan saya jelaskan di sini merupakan suplemen tambahan, semacam pembuktian fisik karena bukunya ada di tangan saya.
Seperti yang Anda lihat pada foto, ada dua buah buku yang kali ini saya jadikan rujukan.
1. Rambu-rambu Menulis Cerpen, karangan Ainun Mas, terbitan tahun 2017, Pusat Kajian Bahasa, Bantul.
2. Read This If You Want To Be A Great Writer, karangan Ross Raisin, terbitan tahun 2018, Laurence King Publising, United Kingdom.
Ainun Mas meletakkan perkara riset pada halaman 41 dengan judul bab Spy Time!. Hal yang paling menarik dari sini, penulis membahas soal nama. Akhirnya saya menemukan orang yang berbicara tentang nama (sebenarnya banyak, tapi karena ada buku di tangan, rasanya beda). Alih-alih mengatakan nama tokoh harus sejalan dengan karakter -- misalnya, seorang psikopat punya nama berbau psikopat atau ada nama dengan karakteristik tertentu bagi ketua OSIS -- Ainun hanya menyarankan pengarang untuk mencari nama dari buku kumpulan nama bayi dan melihat arti dari nama tersebut. Jadi, bukan karena ada nama untuk grup psikopat, nama untuk para introvert, dll.
Hal kedua yang perlu dicermati, buku ini berbicara tentang cerpen. Artinya, cerita yang cukup pendek pun, tetap memerlukan riset. Sebut saja ceritanya berbicara tentang seorang arsitek. Apa pekerjaan arsitek? Keahlian apa yang diperlukannya? Dan dalam cerita, konflik seperti apa yang dihadapi si arsitek? Apakah dana pembangunan dipotong? Jika iya, apa akibatnya pada rancangan bangunan? Apakah ia harus membuat desain baru? Pengarang juga harus meriset hal lain. Misalnya di mana cerita ini di-setting? Tepi laut? Gunung? Daerah sering gempa? Apakah si arsitek tinggal di Jakarta lalu harus bolak-balik ke Bali?
Buku Ross Raisin menguatkan pentingnya riset untuk cerita pendek maupun novel (halaman 17). Menurut Raisin, bisa jadi riset untuk cerita pendek lebih singkat daripada untuk novel. Namun, tidak harus selalu demikian. Segalanya tergantung kebutuhan.
Research is a creative venture, too.
(halaman 14, Raisin)Ini pernyataan yang menarik. Setelah saya pikir-pikir, kebanyakan pengarang mungkin menganggap riset sebagai kegiatan yang membosankan, memakan waktu, dan seringkali tidak semuanya bisa dimasukkan ke dalam cerita. Namun, jika kita memperlakukan riset sebagai kegiatan kreatif, sebenarnya akan menyenangkan dan akan mendorong imajinasi.
Think of research as a motor for your imagination.Petikan ini penting. Artinya riset merupakan bagian integral dari mengarang, penggerak kreativitas dan imajinasi.
Nah, bagaimana kita bisa melakukan riset sebagai aktivitas kreatif? Jangan pisahkan riset dari kegiatan mengarang. Anda bisa melakukan riset di awal, tetapi segeralah menulis. Dari sini Anda akan menemukan hal-hal lain untuk Anda riset. Jadi, sambil meriset, Anda mengarang. Selain itu, jangan hanya terpaku pada data tekstual. Variasikan dengan menemukan gambar, video, rekaman suara, melakukan survey ke lokasi, dll. Dengan begitu Anda tidak bosan dijejali hanya oleh teks hitam putih, tetapi juga mendapat stimulasi lain yang lebih berwarna. Otak dan pancaindra menjadi aktif dan membantu Anda mengembangkan imajinasi. Contoh, jika Anda mencari data arsitektur untuk melihat arsitektur tahan gempa, lebih baik Anda mencari video atau foto. Sementara untuk memahami tekstur dan bahan bangunan, sebaiknya Anda baca teksnya sebelum mencari visualisasinya.
Saya harap suplemen ini membantu Anda dalam memahami posisi riset untuk mengarang. Bagi yang benci meriset, cobalah trik-trik dari Ross Raisin. Semoga dapat mengubah perspektif Anda soal riset.
Semoga artikel ini bermanfaat. Selamat mengarang!
Catatan: buku Ainun sudah jarang saya temukan di Gramedia, tetapi karena umurnya baru setahun, saya pikir toko online dan toko buku lain punya stoknya. Untuk karya Ross Raisin, Anda bisa menemukannya di Kinokuniya dan Periplus.
12.8.2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar