
Beberapa pekan ini kita telah berbicara banyak tentang logika dan riset. Penulis lain juga berbicara tentang logical fallacy. Semua ini masuk ke dalam filsafat. Waduh, jangan langsung ciut. Filsafat tidak semengerikan yang kalian pikir. Pada dasarnya filsafat berasal dari kata filosofia, sebuah kata Yunani yang artinya kecintaan pada kebijaksanaan. Namun, jangan salah juga. Kutipan kata-kata bijak bukan benar-benar bagian dari filsafat.
Filsafat itu induk pengetahuan. Mengapa? Karena filsafat itu soal 'berpikir tentang berpikir', tentang mempertanyakan berbagai hal. Jadi gak harus ruwet. Filsafat memiliki 4 cabang penting:
1. Metafisika yang mempertanyakan tentang eksistensi (manusia, alam, tuhan, dll),
2. Epistemologi yang mendalami konsep-konsep pengetahuan dan bagaimana kita mempelajarinya,
3. Logika yang mempelajari aturan dalam berargumen, juga dalam membuat sebab/alasan dan akibat,
4. Etika yang berbicara tentang moral, bagaimana kita seharusnya bertindak, dan nilai-nilai kemanusiaan, dan
5. Estetika yang berbicara tentang keindahan seni.
Jika kemudian Anda mendengar nama-nama seperti Plato, Descartes, Russel Bertrand, Sartre, dll., jangan langsung mengernyit. Mereka sekadar orang-orang yang memiliki gagasan-gagasan yang menjadi dasar filsafat dunia Barat.
Dalam dunia modern, sekolah-sekolah SD di Inggris dan negara lain telah memasukkan filsafat ke dalam kurikulumnya. Mengapa? Basis ilmu pengetahuan adalah pertanyaan. Jawabannya pun bukan soal benar atau salah. Semua jawaban bisa diterima sepanjang si anak bisa menjelaskan alasannya.
Lalu apa urusannya dengan dunia mengarang? Semua karya besar memuat filsafat dalam cerita mereka.
- Life of Pi berbicara tentang etika ketika seseorang harus bertahan hidup dan metafisika yang berkaitan dengan bagaimana Pi memandang dirinya sebagai manusia beragama
- Handmaid's Tale berbicara tentang etika (otonomi perempuan pada tubuhnya dan kontrol negara yang menghilangkan individualitas)
- Winnie The Pooh mungkin terdengar aneh, tetapi begitu baca saya langsung menyadari banyak sekali pertanyaan dan pernyataan filosofis di dalamnya tanpa harus menggurui
- The Alchemist (Paulo Coelho) banyak berbicara tentang metafisika seperti takdir, kehidupan, dll.
- The Trial (Kafka) berbicara tentang etika dan logika (hukum yang menganiaya)
- 1984 (George Orwell) berbicara tentang logika (2+2=5) dan etika (pemerintahan totalitarian)
Dalam budaya yang lebih populer, anime seperti Ergo-Proxy, Ghost in the Shell, dan Psycho-Pass tidak malu-malu mengangkat pertanyaan-pertanyaan substansial tentang eksistensi manusia dan robot. Sementara itu, serial The X-Files berbicara tentang logika, teknik penelitian ilmiah, dan eksistensial.
Mengapa filsafat penting bagi pengarang? Mampu menggali pertanyaan-pertanyaan dasar tentang kemanusiaan adalah tugas pengarang. Novel 1984 kembali populer setelah pemerintahan Trump mengasingkan dan mengontrol media massa. Novel (dan versi drama televisi) Handmaid's Tale juga mendapat respon yang sama. Sementara Hamlet (Shakespeare) hampir selalu diproduksi ulang dan menjadi rujukan bagi banyak kesenian lainnya. Ini menunjukkan bahwa tema-tema dasar selalu abadi.
Apa saja tema dasar itu? Kesenjangan sosial, hukum, persamaan hak, segregasi, rasialisme dan bigotry, bentuk-bentuk pemerintahan, perang dan akibatnya, kematian, kehidupan yang kekal, kosmos dan mikrokosmos, loyalitas, etika kedokteran, keadilan, kemerdekaan, kebahagiaan, kesenangan hidup, dll.
Apakah semua cerita berbau filsafat itu serius? Tidak juga. Candida (karya Voltaire) adalah cerita satir yang lucu. Ada yang sudah nonton Priceless, drama Jepang? Itu malah berbicara tentang bagaimana rasanya jadi miskin tanpa perlu jadi melodrama, malah sentilannya terasa menggelitik. Winnie the Pooh dan The Little Prince bukan bacaan berat untuk anak-anak dan bisa dinikmati orang dewasa.
Filsafat dapat menjadi pijakan dasar dalam mengarang. Karena mengarang butuh logika, pernyataan seperti
'Jika A maka B. Jika B maka C'
bisa diaplikasikan dalam membuat plot.
Paradoks
Selain itu, sesudah berkenalan dengan filsafat, Anda dapat mempelajari bermacam-macam paradoks yang bisa menginspirasi Anda untuk mendapatkan dilema-dilema kemanusiaan. Paradoks merupakan pernyataan yang absurd atau kontradiktif, tetapi bisa jadi benar atau sekurang-kurangnya masuk akal.
Dalam dunia literatur, paradoks banyak dihasilkan. Misalnya, dalam Animal Farm (Orwell) ada pernyataan 'Semua hewan setara, tetapi ada yang lebih setara dari yang lain'. Dalam novelnya 1984, Orwell menyatakan 'Perang adalah Perdamaian'. Sementara dalam Hamlet ada 'Aku harus kejam untuk jadi baik'. Jika kita tidak melihat jalan cerita, kita tentu menganggap pernyataan ini absurd. Jadi saya sarankan Anda untuk membaca buku-buku ini karena versi terjemahannya sudah ada. Selain itu coba cari tahu Grandfather Paradox, Barber Paradox, Arrow Paradox, dll.
Penggunaan filsafat dan paradoks membuat pembaca lebih ingin tahu. Pesan tersembunyi akan menarik pembaca untuk mengikuti cerita.
Bagaimana pengarang menerapkan filsafat?
- Bertanya pada diri sendiri: siapakah saya. Gali terus jawabannya sampai Anda tak mampu lagi menjawab. Ini ada pertanyaan esensial dari metafisika dan eksistensial Anda.
- Beri pertanyaan remeh pada diri sendiri. Misalnya, mengapa langit berwarna biru? Cari jawabannya mulai dari menelusuri cerita rakyat hingga jawaban ilmiah.
Sekali lagi, filsafat tidak ruwet dan yang Anda butuhkan hanya keingintahuan. Perenungan itu baik karena dengan merenung, pikiran Anda bekerja.
Selamat mengarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar