
Kedua, film independen menawarkan cerita dan tema yang biasanya lebih masuk akal ketimbang Hollywood. Prinsipnya, Hollywood itu jual mimpi Amerika. Jadi, yang dibutuhkan adalah tampilan 'prop' yang megah, baik fisik maupun digital. Itu sebabnya film-film Hollywood kebanyakan berasa artifisial. Hanya sedikit penulis/sutradara Hollywood yang punya idealisme.
Kalau kukuh maunya film Hollywood, tontonlah film keluaran tahun 70-an. Film di era ini ceritanya cerdas. Apalagi ada geng 5 sutradara pemberontak yang mengobrak-abrik gaya Hollywood saat itu (Coppola, Lucas, Scorsese, Spielberg, dan De Palma). Kubrick dan Woody Allen bukan gengnya mereka, tapi termasuk yang berpengaruh besar. Contoh film pada era ini: Taxi Driver, The Deer Hunter, The Godfather, Apocalypse Now, Kramer vs. Kramer, Rocky, Network, Annie Hall, dan The Sting.
Sutradara film Hollywood yang cukup seksi, sporadis tersebar di era 90 sampai pertengahan 2000. Sebut saja Spike Jonze, Spike Lee, Quentin Tarantino, dan Sofia Coppola. Jujur nih, 10 tahun terakhir saya tidak merasa ada yang sungguh wow dan hanya 1 sutradara yang menarik perhatian saya: Jordan Peele. Empat sutradara ini punya gaya dan visi yang jelas. Film-film mereka punya rasa film indie.
Film indie menawarkan hal yang sama: visi dan gaya. Bedanya, biasanya dari segi dana lebih kecil. Dan inilah kenapa film independen menarik: keterbatasan membuat orang jadi kreatif.
Film (dan cerita yang bagus) bukan karena efek yang wah. Yang minimalis sering kali lebih punya efek wah.
Beberapa film indie yang tergolong pendek bisa ditonton di Youtube. Film-film yang saya rekomendasikan ini memiliki plot twist, alur, warna, simbolisme yang menarik. Berikut 5 di antaranya:
Cerita tentang guru bahasa Inggris yang mengajar orang asing. Ending yang sangat menarik.
2. The Silent Child (Pemenang Oscar)
Menceritakan tentang sebuah keluarga yang anak bungsunya tunawicara dan tidak mendapatkan pendidikan dan perhatian yang layak