Psikopat vs. Depresi


Saya selalu heran dengan cerita fiksi berbau sakit jiwa zaman sekarang. Bisanya nulis soal psikopat melulu. Ditanya psychopathy trait-nya apa saja, gak bakal bisa jawab. Pokoknya kalau dibilang psikopat itu pasti pembunuh berdarah dingin. Titik.

Untuk kalangan Indonesia, cerita psikopat sebenarnya terlalu canggih. Dasar para penulis cuma novel, serial TV, dan film buatan Amerika. Sayangnya, yang ditunjukkan di situ tidak sepenuhnya mewakili dunia psikopat.

Jujur, kalau pengetahuan si penulis soal dunia kejiwaan secuil, mending jangan nulis apapun berbau gangguan dan sakit jiwa. Ketimbang bikin cerita kelewat canggih soal psikopat, coba bikin cerita soal depresi.

Kelihatannya cukup gampang, tapi persoalannya gak semudah itu. Depresi kelihatannya gak keren untuk dijadikan cerita. Padahal banyak kasus pembunuhan dilatari depresi. Utang bisa membuat depresi dan bunuh diri. Dirundung di sekolah bisa membuat pelajar sakit hati dan membunuh. Calon legislatif gagal bisa depresi berat dan mungkin saja harus dirawat di RSJ.

Nah, sekarang tinggal riset sebanyak-banyaknya supaya jalan cerita menarik dan believable (dapat dipercaya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pencarian Artikel

Entri yang Diunggulkan

Samurai Seven: Siapa Pemenang Sebenarnya

Inilah salah satu cerita terbaik yang pernah saya tonton. Baik versi asli maupun anime sangat menarik. Seven Samurai (1954) memiliki be...

Artikel Terpopuler Minggu Ini